Di Balik Kemandirian Wanita

Assalamualaikum.

Hai -

Celotehnisa.com | Di Balik Kemandirian Wanita - Ketika senja mulai merambat perlahan ke ufuk barat, dan cahaya oranye yang lembut menyelimuti bumi, terdapat sebuah kenyataan yang sering terlewatkan oleh kita. Di balik gemerlap dunia modern yang serba cepat, ada suara hati yang sering terpendam di dalam jiwa seorang wanita. 

Gus Baha, seorang ulama bijak dari Jawa, pernah mengungkapkan kata-kata yang dalam tentang wanita, mengingatkan kita bahwa sepintar-pintarnya wanita dalam ilmu agama, ia tetap ingin dibimbing; sepintar-pintarnya wanita dalam mencari uang, ia tetap ingin dinafkahi; dan semandiri apapun wanita, ia tetap ingin disayang dan dimanja. Pernyataan ini bukan sekadar kata-kata, tetapi sebuah cermin dari realita kehidupan yang kompleks dan penuh nuansa.


Di Balik Kemandirian Wanita

Keinginan untuk Dibimbing

Dalam era modern ini, pendidikan wanita telah mengalami lonjakan luar biasa. Banyak perempuan yang menguasai ilmu agama dengan mendalam, bahkan seringkali lebih dari kaum lelaki. Namun, ada satu hal yang tak berubah: hasrat mereka untuk dibimbing. Bimbingan ini bukan soal otoritas, tetapi lebih pada rasa aman dan dukungan.

Seorang wanita, meski paham betul tentang ajaran agama, tetap membutuhkan figur yang menuntunnya dengan kasih sayang. Solusi untuk ini terletak pada peran aktif pria dalam menjadi pendamping yang bijak, memahami kebutuhan batiniah pasangan mereka dan memberikan bimbingan dengan hati yang lembut.

Keinginan untuk Dinafkahi

Di balik banyak wanita karir yang sukses, tersembunyi keinginan alami untuk merasa dinafkahi. Ini bukan soal materi semata, tetapi lebih pada rasa aman dan dihargai. Ketika seorang wanita memilih untuk berkarir, ia sebenarnya tidak menginginkan beban finansial sepenuhnya di pundaknya. 

Keinginan untuk dinafkahi mencerminkan harapan akan keseimbangan dalam rumah tangga, di mana tanggung jawab dibagi dengan adil dan penuh cinta. Untuk itu, solusinya adalah komunikasi yang baik antara pasangan, saling memahami peran dan tanggung jawab, serta membangun kerjasama yang harmonis dalam mengelola keuangan keluarga.

Keinginan untuk Disayang dan Dimanja

Kemandirian wanita seringkali disalahartikan sebagai tanda ketidakbutuhan akan orang lain. Padahal, meski mandiri, seorang wanita tetap memiliki sisi lembut yang menginginkan kasih sayang dan perhatian. Kemandirian tidak menghilangkan keinginan untuk disayang dan dimanja, justru mempertegas betapa pentingnya peran kasih dalam hubungan. 

Dalam kehidupan sehari-hari, solusinya adalah menjaga romansa dalam hubungan, memberikan perhatian kecil namun berarti, dan tidak pernah lupa untuk mengungkapkan rasa sayang.

Kesimpulan

Dalam cerminan kata-kata Gus Baha, tersirat sebuah pelajaran penting bagi kita semua. Di balik segala pencapaian dan kemandirian wanita, terdapat keinginan mendalam yang seringkali sederhana, tetapi bermakna: untuk dibimbing, dinafkahi, dan disayang

Ini bukan soal kelemahan, tetapi kekuatan yang terbungkus dalam kerendahan hati dan kasih sayang. Maka, marilah kita sebagai pasangan, sahabat, dan keluarga, terus belajar untuk memahami dan menghargai satu sama lain, mewujudkan cinta dalam setiap langkah kehidupan. 

Dengan demikian, kita tidak hanya membangun hubungan yang kuat, tetapi juga menenun jalinan kasih yang abadi. Semoga bermanfaat 😉

Baca Juga
Posting Komentar