Mengapa Kita Semakin Jarang Membaca Teks Panjang?

Assalamualaikum,

Hai,

Celotehnisa.com | Mengapa Kita Semakin Jarang Membaca Teks Panjang? - Beberapa tahun lalu, membaca itu terasa seperti perjalanan yang tenang. Kita bisa duduk lama dengan buku, majalah, atau artikel yang penuh tulisan. Rasanya biasa saja menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk satu bacaan.

Sekarang, banyak dari kita merasa lelah saat melihat paragraf panjang. Baru mulai baca, sudah tergoda untuk scroll ke bawah, cari ringkasan, atau langsung tutup halaman.

Mengapa Kita Semakin Jarang Membaca Teks Panjang?


Bukan karena kita tidak suka membaca, tapi mungkin karena cara kita terbiasa menyerap informasi sudah berubah.

Budaya Scroll Mengubah Kebiasaan Kita

Media sosial mengajarkan kita untuk berpikir cepat dan bergerak cepat.

  • Video pendek

  • Caption singkat

  • Thread ringkas

  • Berita dengan judul sepintas

Semua dirancang untuk dibaca dalam beberapa detik. Kita jadi terbiasa mendapatkan informasi dengan cara instan, tanpa harus berhenti terlalu lama. Akhirnya, ketika dihadapkan dengan bacaan panjang, kita merasa itu membutuhkan usaha lebih besar. Fokus cepat hilang, perhatian mudah berpindah.

Bukan salah kita sepenuhnya, ini soal kebiasaan yang terbentuk oleh lingkungan digital. Berhenti membaca teks panjang bukan hanya soal “malas membaca”. Ada dampak yang lebih jauh, yaitu:

  • Kita jadi jarang bertemu kata atau kalimat yang lebih beragam.

  • Pemahaman kita terhadap konteks sering hanya di permukaan.

  • Pikiran jadi lebih mudah tergesa-gesa dan sulit bertahan lama pada satu hal.

Saat kita hanya membaca potongan informasi, pemikiran kita ikut menjadi terpotong-potong. Kita tahu banyak hal, tapi tidak mendalam.

Sebaliknya, ketika kita membaca dengan lebih tenang dan mendalam. Ada Beberapa manfaat yang kita dapatkan, antara lain:

  • Kita belajar menghubungkan gagasan.

  • Kita memahami sebuah ide dari awal sampai akhir.

  • Kita tidak hanya tahu apa yang terjadi, tapi mengapa dan bagaimana.

Membaca panjang bukan hanya tentang menyelesaikan bacaan, tetapi memberi ruang bagi pikiran untuk mencerna dan memahami. Kadang, pemahaman itu baru muncul setelah kita bertahan sampai paragraf terakhir.

Apa yang dapat kita lakukan untuk kembali memulai kebiasaan membaca? Tidak perlu langsung membaca buku tebal atau esai akademik. Kita bisa mulai pelan-pelan dengan beberapa hal berikut ini.

  • Pilih satu artikel panjang setiap minggu.

  • Baca tanpa tekanan untuk cepat selesai.

  • Simpan ponsel atau notifikasi sejenak saat membaca.

  • Nikmati prosesnya, bukan hanya hasilnya.

Yang penting bukan berapa banyak yang dibaca, tapi bagaimana kita melibatkan diri dalam bacaan itu. Di dunia yang serba cepat, wajar jika kita terbiasa membaca secara instan. Namun, ada banyak hal yang hanya bisa kita pahami ketika kita mau berhenti sejenak dan menikmati bacaan secara utuh.

Mungkin membaca teks panjang adalah cara sederhana untuk kembali melambat, berpikir lebih dalam, dan mengenal diri sendiri lewat kata-kata. Tidak semua hal harus dipahami dalam hitungan detik. Beberapa hal memang butuh kita telaah lebih lama.

Semoga bermanfaat😊

Baca Juga
Posting Komentar