Asssalamualaikum,
Hai -
Celotehnisa.com | Deiksis dan Jarak - Deiksis merupakan istilah teknis yang menjadi salah satu hal mendasar yang kita lakukan dalam sebuah tuturan. Secara bahasa, deiksis berarti penunjukan.
Sebuah kata dapat dikatakan bersifat deiktis apabila referennya berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung pada saat dan tempat ujaran tersebut dituturkan.
Ketika Anda menunjuk sebuah objek menggunakan sebuah kalimat, misalnya "Apa itu?", maka Anda telah menggunakan ungkapan deiksis (itu) untuk menunjuk sesuatu dalam sebuah konteks secara tiba-tiba. Untuk menafsirkan deiksis tersebut, semua bergantung kepada penafsiran penutur dan petutur dalam konteks yang sama. Kalimat tersebut akan menjadi jelas referennya jika digunakan dalam tuturan yang sudah dipahami konteks dan situasinya oleh penutur dan petutur.
Deiksis dan Jarak
Untuk lebih jelasnya, silakan simak ulasan tentang deiksis berikut ini. Di postingan kali ini saya akan mengulas tiga jenis deiksis, yaitu: deiksis persona, deiksis spasial, dan deiksis temporal.
1. Deiksis Persona
Deiksis persona berkaitan dengan peran peserta yang terlibat dalam peristiwa berbahasa. Deiksis persona menerapkan tiga pembagian dasar yang dicontohkan dengan kata ganti persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga.
Kata ganti persona pertama merupakan rujukan penutur kepada dirinya sendiri. Kata ganti persona pertama dalam bahasa Indonesia adalah aku, saya, atau daku. Jika jamak, maka kata ganti yang digunakan adalah kami dan kita.
Kata ganti persona kedua adalah rujukan penutur kepada petutur, maksudnya adalah rujukan penutur yang merujuk kepada lawan bicara. Kata ganti persona kedua dalam bahasa Indonesia adalah kamu, kau, atau engkau. Jika jamak, maka kata gantinya yang digunakan adalah kalian.
Sedangkan kata ganti persona ketiga merupakan kategorisasi rujukan pembicara kepada orang yang berada di luar tindak komunikasi. Bentuk kata ganti persona ketiga ini merujuk kepada orang yang tidak berada di dekat penutur maupun petutur. Kata ganti persona ketiga ini dalam bahasa Indonesia adalah ia, dia, beliau, atau -nya. Jika jamak, maka kata ganti personanya adalah mereka.
Contoh.
1. Mereka akan berlibur ke Banjarmasin.
2. Mereka sudah membeli mobil baru.
3. Mereka adalah tetangga baru kami.
Deiksis persona mereka pada contoh 1, 2, dan 3 memiliki referen yang berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan bersama antara penutur dan petutur dan dapat memahami konteks yang dimaksud dalam tuturan.
2. Deiksis Spasial
Konsep tentang jarak juga berhubungan erat dengan deiksis spasial, yaitu tempat hubungan antara orang dan benda yang ditunjukkan. Deiksis spasial dalam bahasa Indonesia adalah di sini, di situ, dan di sana.
Ketika mempertimbangkan deiksis spasial, perlu diingat bahwa tempat, dari sudut pandang penutur, dapat ditetapkan baik secara fisik maupun mental.
Contoh.
1. Duduklah bersamaku di sini!
Contoh 1 dapat diasumsikan bahwa penggunaan di sini menunjukkan tempat penutur berada pada saat berbicara.
Namun, hal tersebut tidak berlaku pada contoh 2 berikut ini.
2. Sekarang saya tidak ada di sini.
Apabila kalimat pada contoh 2 digunakan dalam rekaman mesin penjawab telepon otomatis, kata di sini tidak akan merujuk pada tempat penutur berada, tetapi merujuk pada tada tempat telepon itu tersambung, misalnya rumah si penutur.
3. Deiksis Temporal
Deiksis temporal berhubungan dengan pemahaman titik ataupun rentang waktu saat tuturan dibuat atau pada saat pesan tertulis dibuat. Deiksis spasial menunjuk kepada pengungkapan jarak waktu dipandang dari waktu atau saat ujaran dibuat oleh penutur.
Bentuk deiksis waktu dapat diketahui dari ungkapan sekarang, pada saat itu, kemarin, besok, dan lain-lain. Semua ungkapan tersebut tergantung pada pemahaman penutur tentang pengetahuan waktu tuturan yang relevan. Jika waktu tuturan tidak diketahui dari suatu catatan, tentu ada ketidakjelasan dalam hal waktu.
Contoh.
1. Hari ini bayar, besok gratis.
Kata hari ini dan besok tidak begitu jelas menunjuk pada waktu yang mana, karena kalimat tersebut selalu terpampang setiap hari di sebuah warung.
2. Silakan kembali satu jam lagi.
Contoh 2 misalnya merupakan sebuah catatan yang ditempel di sebuah pintu kantor, pembaca tidak akan mengetahui apakah harus menunggu lama atau sebentar, karena tidak diketahui kapan pesan tersebut dtuliskan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penafsiran deiksis tergantung konteks, maksud penutur, dan ungkapan-ungkapan tersebut mengungkapkan jarak hubungan. Tergantung pada jarak dari penutur, ungkapan-ungkapan deiksis selalu menyampaikan hal yang lebih banyak daripada yang dituturkan.
Semoga bermanfaat 😊